Solar Industri (HSD)

Pasokan Energi Non-Subsidi untuk Operasi Anda

Solar Industri, atau dikenal juga sebagai High Speed Diesel (HSD), adalah jenis bahan bakar minyak (BBM) sulingan yang umumnya digunakan untuk mesin diesel dengan putaran tinggi (tingkat kecepatan) di sektor non-transportasi.


 

Karakteristik Kunci

 

  • Jenis BBM: Merupakan fraksi minyak bumi hasil penyulingan (distilasi) minyak mentah.

  • Warna: Umumnya berwarna kuning kecoklatan yang jernih.

  • Angka Setana (Cetane Number): Memiliki angka setana yang cukup tinggi (biasanya minimal 45) untuk memastikan pembakaran yang baik dan efisien dalam mesin diesel.

  • Viskositas: Memiliki viskositas (kekentalan) yang tepat untuk memastikan pelumasan yang memadai pada komponen pompa injeksi bahan bakar dan pengabutan yang optimal di ruang bakar.

  • Kandungan Belerang (Sulfur Content): Secara historis, solar industri memiliki kandungan sulfur yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan jenis diesel untuk transportasi modern. Namun, regulasi pemerintah dan standar kualitas terus mendorong penurunan kandungan sulfur ini (misalnya, menjadi Solar 50 ppm/Bio Solar B35/B40).


 

Aplikasi dan Sektor Penggunaan

 

Solar Industri sangat vital dan banyak digunakan di berbagai sektor non-transportasi:

  • Sektor Pembangkit Listrik (Power Generation): Sebagai bahan bakar utama untuk genset (generator set) pada industri, perkantoran, rumah sakit, dan area terpencil yang tidak terjangkau jaringan listrik PLN atau sebagai cadangan daya.

  • Sektor Pertambangan: Untuk mengoperasikan alat berat (excavator, dump truck, bulldozer) dan mesin pengeboran.

  • Sektor Perkebunan/Agribisnis: Untuk menggerakkan traktor, mesin pengolah hasil pertanian, dan pompa air industri.

  • Sektor Industri/Pabrik: Digunakan dalam mesin boiler (ketel uap), tungku pemanas, dan mesin-mesin produksi berat lainnya.

  • Sektor Kelautan: Sebagai bahan bakar untuk mesin kapal niaga, kapal penangkap ikan skala besar, dan kapal tongkang.


 

Perbedaan dengan BBM Diesel Bersubsidi

 

Perbedaan utama Solar Industri (Non-Subsidi) dengan Solar Subsidi (misalnya Bio Solar B35/B40 yang dijual di SPBU) terletak pada:

FiturSolar Industri (HSD Non-Subsidi)Solar Bersubsidi (Bio Solar B35/B40)
HargaMengikuti harga pasar internasional, tidak disubsidi.Harganya ditetapkan pemerintah dan disubsidi.
PeruntukanSektor industri, pembangkit, pertambangan, kelautan.Kendaraan umum, angkutan umum, sektor UMKM tertentu.
AksesDibeli melalui distributor resmi atau mekanisme Business-to-Business (B2B).Dibeli di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Kandungan FAMEFleksibel, dapat mengandung FAME (Biodiesel) atau murni HSD.Wajib mengandung FAME (B35/B40) sesuai regulasi energi.